Senin, 27 Januari 2014

Baidu siap tantang Google dengan menguji mesin pencarinya di berbagai negara

Baidu, (NASDAQ:BIDU), mesin pencari top di China, secara diam-diam meluncurkan situs mesin pencarinya di Thailand (Baidu.co.th), Brazil (Baidu.net.br), dan Mesir (Baidu.com.eg) akhir pekan lalu untuk tujuan uji coba internal. Situs tersebut dilokalisasi menggunakan bahasa masing-masing negara dan menyediakan pilihan pencarian gambar, video, dan lainnya. Sayangnya, ketiga situs tersebut baru saja ditarik (dan sudah tidak bisa diakses). Tapi kami sempat mengunjungi situs tersebut dan mengambil beberapa screenshot.
Meskipun ini adalah pertama kalinya Baidu membawa mesin pencarinya ke beberapa pasar baru di luar China1, ini bukan pertama kalinya perusahaan ini masuk ke negara tersebut. Baidu memang sudah fokus pada pasar Thailand, Brazil, dan Mesir sejak dua tahun yang lalu, dan secara perlahan meluncurkan produk software-nya seperti aplikasi antivirus PC, browser mobile untuk handphone Android, portal listing Hao123 yang mirip dengan AOL, dan juga forum Postbar.
Sebagus apakah mesin pencari Baidu?
Anda pasti bertanya-tanya, sebagus apakah mesin pencari Baidu ini dibandingkan dengan Google? Untuk itu, mari kita lihat situs mesin pencari ini dalam versi Thailand-nya.
Halaman depan situs ini menyediakan pilihan pencarian web dan video, serta Baidu Translate dan Postbar. Di bawahnya tersedia link menuju situs populer global maupun lokal seperti Facebook dan Sanook (portal web terbesar Thailand). Link tersebut tentunya berbeda untuk tiap negara:

Klik untuk memperbesar
Baidu dulunya menggunakan Google untuk membantu pencariannya di Thailand, Mesin, dan Brazil di situs Hao123-nya. Tapi halaman depan Baidu tidak menunjukkan hal tersebut sama sekali. Berikut adalah salah satu hasil pencariannya, baik web maupun video:

Klik untuk memperbesar

Klik untuk memperbesar
Situs Thailand ini juga punya pencarian gambar yang terhubung dengan Google, pencarian MP3 yang terhubung dengan 4Shared, pencarian Wikipedia Thailand, dan pencarian Google Map. Baidu jelas mengisi kekurangannya dengan sangat baik.
Akankah mesin pencari ini masuk ke Indonesia?
Peluncuran mesin pencari ini sebenarnya tidak mengejutkan. Dan negara-negara lain juga pasti akan segera kedatangan mesin pencari dari China ini. Musim panas tahun 2012 lalu, Baidu membuka sebuah lab di Singapura. Lab tersebut berfokus pada teknologi pemroses bahasa yang natural untuk Asia Tenggara.
Baidu sudah membuka kantor di Thailand, Vietnam, Mesir, Indonesia, dan Brazil untuk mengelola produk mereka di masing-masing negara. Jadi, perusahaan ini sekarang lebih percaya diri untuk mengelola dan mengembangkan layanannya — seperti Hao123 dan aplikasi PC dan Android — di bawah nama perusahaan mereka sendiri, Baidu.
Baidu sendiri berencana merilis delapan produknya di Indonesia. Beberapa dari produk tersebut bahkan terbilang sukses. Baidu PC Faster sudah di-download lebih dari tiga juta orang, sedangkan Baidu Browser untuk Android sudah memiliki dua juta pengguna. Dengan kesuksesan tersebut dan juga lab di Singapura yang kami sebutkan di atas, bukan tidak mungkin Baidu akan meluncurkan mesin pencarinya di Indonesia nanti.

Baca Selengkapnya...

Wah, Pemuda Rusia Jalani Hidup Dengan Gaya Abad Pertengahan



Setiap orang memiliki gaya hidup yang berbeda, namun bagi pemuda asal Rusia ini memiliki gaya hidup yang berbeda dengan teman seumurannya. Pria bernama Pavel Sapozhnikov tersebut menjalani kehidupan bergaya abad pertengahan, bahkan ia hidup seorang diri ditengah hutan.
Dilansir dari Metro, Pavel menjalani kehidupa ala leluhurnya pada tahun 1100 sebagai sebuah percobaab, proyek ini di mulai sejak September 2013 dan seharusnya akan berakhir pada Mei 2014 mendatang.
Sementara itu, dalam eksperimen itu Pavel menjalani aktivitas sehari-hari tanpa teknologi modern dan tidak menggunakan listrik. Ia juga sangat sedikit melakukan kontak dengan manusia lainnya. Percobaan ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh psikologi dan sejarah dalam mendukung gaya hidup masyarakat modern.
Lamanya eksperimen selama 8 bulan dianggap sudah cukup untuk pengamatan. Namun Pavel memilih melakukannya saat musim dingin untuk meningkatkan tantangan dalam mempertahankan hidup di kondisi serba minim tersebut.
Pavel kemudian disediakan rumah pada lokasi hutan yang terpencil dengan diberikan modal berupa peralatan yang sesuai pada abad 10.  Pria berusia 24 tahun itu hanya mendapat pasokan makanan dengan berburu, mengumpulkan bahan makanan, dan memancing.
Tak hanya itu, Ia dilarang berkomunikasi kecuali saat Open Days yang diadakan sekali dalam sebulan ketika menyerahkan laporan pada tim peneliti. Namun Pavel tetap dibekali kamera dan buku tulis untuk menuliskan kesehariannya.
Kemudian hasil laporannya diposting ke blog sehingga publik bisa melihat seperti apa kehidupannya yang tinggal di rumah kayu dingin dan gelap. Ia mengenakan pakaian dan penghangat diri dari kulit hewan, menyembelih hewan untuk dimakan, memasok kayu bakar dan minum susu kambing.
Walaupun percobaan tersebut sangat ketat, tetapi Pavel diperbolehkan meminta bantuan pada saat gawat darurat, seperti kecelakaan serius dengan disediakan terompet. Sedangkan Pavel juga mempersiapkan diri dengan serius dan berlatih keras, karena ia sebelumnya merupakan warga perkotaan modern.
“Untuk orang jaman sekarang ini hidup yang tak nyaman tapi untuk orang terlatih mungkin biasa saja,” tuturnya.
Baca Selengkapnya...

Ini Dia Jalan Paling Indah di Dunia



          Saat menikmati keindahan tempat wisata tidak melulu harus dengan berkendara, beberapa tempat akan lebih menyenangkan dan indah jika dinikmati dengan cara berjalan kaki. Seperti salah satu lokasi yang terletak tepat di negara Brazil.

    Sebuah jalan yang bernama ‘RuaGonçalo de Carvalho’ ini menawarkan pemandangan yang sangat indah, jalan ini sangat spesial dan dijuluki sebagai jalan paling indah di dunia. Jalan ini berada di daerah Porto Alegre, Rio Grande do Sul.
          Jalan sepanjang 500 meter ini sangat asri karena diapit oleh pohon - pohon tipuana yang tinggi, pohon tersebut seperti membentuk kanopi besar menyerupai terowongan berwarna hijau.
Dilansir dari whenonearth, untuk mendapatkan gelar jalan paling indah di dunia tidak hanya dilihat dari keindahan visual saja, tetapi karena pohon – pohon asri ini ditanam dan dirawat dengan sepenuh hati oleh warga kota
         Pohon-pohon tipuana ditanam mulai tahun 1930 oleh pekerja Jerman yang bekerja di dekat pabrik. Selama bertahun-tahun, pohon – pohon tersebut tumbuh dengan ketinggian yang luar biasa hingga mencapai lantai 7 sebuah bangunan.
          Pada tahun 2005 lalu, sebuah pusat perbelanjaan baru direncanakan akan didiran dan mengancam pohon tersebut. Namun, akhirnya penduduk setempat bangkit dan berhasil menjalankan kampanye untuk pelestarian pohon – pohon dijalan. Pemerintah pun akhirnya turut melindungi jalan tersebut dan menyatakan bahwa jalan tersebut adalah warisan sejarah, budaya, dan alam kota.
Tertarik untuk berkunjung ke RuaGonçalo de Carvalho, Dreamers? ^^

Baca Selengkapnya...

Jumat, 24 Januari 2014

Panorama Bangunan Paling 'Gila' Yang Ada di Kota Braunschweig

Sebuah bangunan dengan tembok warna – warni berdiri di kota Brunswick, Jerman. Bangunan ini telah menjadi daya tarik wisata karena bentuknya yang terlihat lucu dan tidak biasa. Para pengunjung yang paling penasaran untuk bisa melihat bangunan ini umumnya adalah anak muda.
Dilansir dari laman Unusualplaces, bangunan yang dihiasi dengan gambar gaya graffiti tiga dimensi ini disebut 'The Happy Rizzi House'. Bentuknya jauh dari standar bangunan pada umumnya, namun bangunan ini terlihat ekologis dan tenang karena banyak pohon yang ditanam serta tersedia lahan parkir untuk sepeda.
"The Happy Rizzi House" diciptakan oleh seniman James Rizzi pada tahun 2001. Pria asal Amerika Serikat ini sudah berpengalaman dalam dunia arsitektur dan grafis. James  mengambil pendidikan seni di University of Florida, ditempat itulah ia mempelajari teknik tiga dimensi dan memutuskan untuk menjadi seniman jalanan New York.
Penduduk lokal mengungkapkan bahwa ‘The Happy Rizzi House’ adalah bangunan paling 'gila' yang pernah didirikan di Kota Brunswick. Awalnya, bangunan ini sangat di benci sampai ingin dirobohkan, namun akhirnya secara perlahan dapat diterima dan dikagumi.
Tertarik untuk mengunjungi bangunan unik ini, Dreamers? ^^

Baca Selengkapnya...

Mongabay Travel: Air Terjun Batu Dinding, Keindahan Yang Tersembunyi Kabupaten Kampar

            Hampir tiga jam, disuguhi deretan perkebunan kelapa sawit, jejeran rumah-rumah penduduk, dan hilir mudik kendaraan, Mongabay-Indonesia akhirnya tiba di Desa Tanjung Belit, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar, siang itu dari Pekanbaru bertarikh 19 Januari 2014.
Pohon kelapa gagah berdiri tegak di antara rumah-rumah warga. Rumput-rumput hijau bertebaran di samping dan di halaman rumah warga atau di samping kiri-kana jalan bersemen lebar dua meter.
Seekor kerbau berwarna coklat memakan rumput tanpa peduli kendaraan roda dua hilir mudik. Empat meter dari si kerbau, di balik pohon kelapa, rimbunan pohon bambu, suara arus sungai Subayang terdengar. Dengan lebar sekira 25 meter, di kiri kanan sungai Subayang berdiri tegak rimbunan pohon-pohon nan hijau.
    Penanda lokasi objek eko wisata batu dinding.
 Saat hendak menaiki perahu panjang terbuat dari kayu digerakkan mesin, warga sedang mandi di sungai, tanpa mempedulikan kehadiran kami, mereka asyik mengguyur air sungai Subayang.
Perahu melaju, meliuk-liuk mengikuti alira sungai Subayang. Bukit-bukit tertutup pohon-pohon hijau, terihat sepanjang perjalanan. Kian mendekat, hijaunya kian terang.
Dua menit berlalu, kami benar-benar dikelilingi pepohonan nan hijau berderet, berbaris di atas bukit-bukit. Tak ada lagi rumah warga kelihatan. Sesekali perahu-perahu hilir mudik melintas. Kala ombaknya terkena, perahu kami terasa oleng.
    Perahu dari kayu melintasi hutan dan sungai sebayang.
 Perahu melambat, menghindar bebatuan. Tak jauh dari bebatuan besar itu, perahu berhenti di pinggiran, dekat batu besar berdiri tegak menyerupai dinding. Warga menyebutnya: Batu Dinding. Tak ada papan nama.
Suara air terjun terdengar, begitu mesin perahu dimatikan. Jalan tanah becek berwarna kecoklatan. Deretan tulisan terbuat dari kayu beratap seng tertulis: Selamat Datang di Areal Objek Wisata Batu Dinding. Papan nama itu dibuat oleh Kelompok Kerja Batu Dinding.
Belum sampai lima menit, menaiki bukit, perahu dan aliran sungai tak lagi kelihatan. Hanya pepohonan mengelilingi perjalanan dan suara air terjun. Suara air terjun, kian terdengar keras.
Hampir dua puluh menit, sekitar 1.143 langkah kecil berjalan menaiki dan menuruni bukit, tersembunyi dan dikelilingi pepohonan nan hijau.
    Hutan di sekitar Sungai Subayang.
            Derasnya gumpalan air turun dari dinding berbatu menghantam genangan air di bawahnya, dan airnya mengalir turun ke bawah sambil menghantam bebatuan keras, berbunyi di tengah belantara hutan.
Satu jam menikmati air terjun sambil bersantap nasi bungkus, bebatuan, aliran air, dan orang-orang yang berenang dan tentu saja: hijaunya pepohonan mengelilingi air terjun.
Satu pemandangan mengusik mata, di samping pondokan itu: sampah plastik bekas makanan minuman berserakan di samping tempat sampat terbuat dari drum. Meski ada papan bertuliskan buanglah sampah pada tempatnya!
Kelompok Kerja Batu Dinding bersama rombongan WWF Riau memungut sampah, memasukkan dalam kantong goni. Sejenak, air terjun batu dinding bersih dari sampah.
Membersihkan sampah, salah satu kegiatan Kelompok Kerja Batu Dinding bentukan dari masyarakat Desa Tanjung Belit. “Selain memungut sampah, membuat trek jalan agar bisa dilalui pengunjung, membuat plang nama sebagai petunjuk dan pondokan untuk pengunjung beristirahat,” kata Mahwel, 20 tahun, Ketua Kelompok Kerja Batu Dinding, asli dari Desa Batu Dinding.
       Sisi lain pemandangan air terjun batu dinding.
 Ekowisata Air Terjun Batu Dinding, sepenuhnya dikelola oleh masyarakat Desa Tanjung Belit.
Menurut Mahwel, setiap minggu, hampir dua juta rupiah pemasukan untuk Tanjung Belit. “Belum lagi, kalau hari-hari tanggal merah dan libur panjang. Lumayan ramailah,” katanya.
Melihat pengunjung kian ramai dan objek wisata batu dinding terjaga, masyarakat Desa Batu Dinding melalui pemerintah desa membentuk Peraturan Desa pada November 2013. “Isinya dilarang menebang pohon, merusak fasilitas dan berbuat maksiat saat berada di objek wisata dan hutan ini tak boleh dimiliki oleh seseorang,” kata Zulfihas sekretaris Desa Tanjung Belit. ”Perdesa ini juga membantu kas desa.”
Salah satunya mereka tak boleh merusak hutan, karena adat mereka meralang. Desa Tanjung Belit bagian dari wilayah adat kekalifahan Kuntu, yaitu kalifah ujung bukit.
Sebelum ramai pengunjung dan kelompok kerja terbentuk, awalnya Mahwel mengajak pemuda di kampungnya sekitar 15 orang terdiri atas perempuan dan lelaki. Mereka membuat jembatan manual agar bisa dilalui pengunjung dan memungut sampah.
“Tujuan saya mengembangkan eko wisata tanpa merusak alam,” kata Mahwel, saat mengajak kawan-kawannya, ia merogoh kocek sendiri untuk merawat alam. Agar terorganisir, terbentuklah Kelompok Kerja Batu Dinding pada 21 Februari 2013. Tugas mereka, menjaga dan merawat alam untuk ekowisata.”Harapan terbesar saya, ekowisata ini dikenal oleh dunia.”
Esoknya,kami kembali ke Pekanbaru meninggalkan Sungai Subayang, hutan alam bukit rimbang baling dan air terjun batu dinding nan di tengah hutan, sambil mengenang, warga menyebutnya sambal kacau, ikan ditumbuk lantas dicampur dengan cabe hijau dan bumbu lainnya lantas dikacau.


Baca Selengkapnya...

Wow, Pohon Ini Yang Dianggap Paling Beracun di Dunia

 
Disekitar lingkungan kita banyak tanaman beracun yang tumbuh, tetapi pohon yang bernama Manchineel ini dianggap sebagai pohon paling beracun  di dunia dan masuk dalam Guiness Records. Bahkan karena bahayanya, maka pohon ini diberi papan peringatan.
Tentunya papan peringatan tersebut dibuat agar, manusia tidak mendekati pohon yang bisa berakibat fatal. Manchineel ini mengandung racun dalam berbagai level sehingga manusia dihimbau untuk selalu menjaga jarak dengan pohon tersebut.
Dilansir dari Mirror, tanaman yang memiliki buah seperti apel ini memang banyak menarik perhatian orang, tapi hanya menggigitnya satu kali saja kamu bisa masuk UGD. Tak heran buah itu dinamai manzanita de la muerte alias buah kematian oleh Christopher Columbus.
Sementara itu, Nicola H Strickland, konsultan radiologi, pernah menjadi korban racun pada buahnya yang ternyata rasanya manis.
“Lama-lama ada rasa pedas aneh di mulut yang berkembang menjadi terbakar seperti tenggorokan dirobek dan sesak nafas,” ungkapnya.
Efeknya bertahan 2 jam yang membuatnya tidak bisa menelan apapun dan butuh 8 jam untuk reda kembali ke normal. Tak hanya itu, getah putih susu pada batangnya juga sangat beracun, setetes saja bisa menyebabkan kulit lecet, dermatitis, bengkak atau luka bakar.
Bahkan banyak traveller yang mengalaminya saat berteduh dari hujan di bawah Manchineel karena tidak tahu bahayanya. Getah dari batang yang terbawa tetesan hujan pun juga menyebabkan luka.
Manchineel berwana hijau terang, daun oval dan dapat tumbuh setinggi 50 kaki serta menggunakan buah yang manis sebagai jebakan. Jenis ini biasanya tumbuh di Bahama, Florida dan Karibia. Asap dari bagian Manchineel yang terbakar bahkan juga bisa menyebabkan kebutaan sementara hingga permanen.



Baca Selengkapnya...

BlackBerry Jual Aset, Akankah Blackberry Akan Pindah dari Kanada?

Beberapa hari lalu sebuah pernyataan dari pihak BlackBerry memunculkan spekulasi bahwa perusahaan akan hengkang dari Kanada dan menjual mayoritas aset mereka guna tetap bertahan. BlackBerry dikabarkan akan menjual properti mereka melalui cara dijual dan disewakan kembali.
Waterloo diketahui merupakan lokasi pusat perusahaan BlackBerry serta banyak aset perusahaan lain yang juga berlokasi di kota yang sama. Perusahaan juga memiliki aset di Toronto dan Ontario, dimana sebesar 3 juta kaki persegi ruang perkantoran diketahui akan disewakan. Diketahui bulan lalu saja perusahaan berhasil mendapatkan $37juta dengan menjual 5 buah gedung dan tanah ke Universitas Waterloo.
Walaupun spekulasi tersebut sempat muncul, CEO John Chen mengeluarkan pernyataan bahwa BlackBerry berkomitmen tetap akan bertahan di Waterloo dan berkeinginan untuk tetap kuat di Kanada.
via phonearena


Baca Selengkapnya...

Wisata Indonesia Diminati di Austria





Stand pameran Indonesia di pameran internasional Ferien Messe, Wina, Austria ramai dikunjungi warga asing. Para calon wisatawan Austria memuji alam yang indah dan makanan lokal Indonesia. "Musim panas ini saya akan berlibur ke Jawa, Komodo, dan Flores," kata Brigitte Maresch, kepada Tempo di stand pameran Indonesia, Ahad, 19 Januari 2014. "Saya akan datang bersama keluarga saya."
Liburan ke Indonesia merupakan kedua kalinya bagi perempuan 41 tahun ini. Brigitte pernah berlibur ke Bali, Lombok, dan Toraja pada 2010. "Ketika itu saya tahu tentang Indonesia dari teman saya yang pernah ke sana," kata Brigitte.
Selain mengagumi alam Indonesia, Brigitte menyukai makanan dan budaya Indonesia. "Yang paling saya suka adalah nasi goreng dan sate," kata ibu satu anak ini. "Saya suka dengan orang Indonesia. Mereka ramah."
Budaya dan alam adalah tema utama yang dipamerkan stand Indonesia di Ferien Messe. Mengangkat isu ekoturisme, Kedutaan Besar Indonesia di Wina menonjolkan situs-situs wisata alam. Diantaranya Flores, Pulau Komodo, Bromo, Bunaken, Raja Ampat, dan lainnya. Warga asing yang mengunjungi stand Indonesia antusias mencari informasi tentang situs-situs wisata tersebut.
"Saya sangat ingin ke Pulau Komodo," kata Norbert Sidak yang berencana akan berlibur ke Indonesia Maret mendatang. Ia mengaku mengetahui Pulau Komodo dari temannya. "Saya sangat gembira. Ini merupakan kunjungan pertama saya ke Indonesia," kata Norbert yang akan berlibur bersama teman-temannya selama dua minggu.
Para calon wisatawan rata-rata sudah mengetahui keindahan alam Indonesia, terutama dari cerita mereka yang sudah pernah ke sana. Salah satu kesaksian turis yang pernah ke Indonesia dituliskan di buku tamu stand pameran. "Jika ada surga di dunia, maka adanya di Indonesia," tulis seseorang yang bernama Willi.

Baca Selengkapnya...

Berjam-jam Kuras Keringat di Panggung, Seniman Ludruk Cuma Dibayar Rp 10 Ribu



Pementasan kesenian rakyat di Taman Hiburan Rakyat (THR) dalam beberapa tahun ini praktis bergantung pada subsidi Pemerintah Kota Surabaya. Tiket pementasan sudah lama tidak laku dijual. Belakangan pementasan digratiskan, tapi tetap saja tidak ada pengunjung datang.
Ada tiga kelompok kesenian rakyat di THR yang disubsidi. Srimulat, ketoprak, dan wayang orang. Sedangkan ludruk mendapat bantuan fasilitas, menempati gedung secara gratis. “Sekarang ini digratiskan pun, orang belum tentu mau nonton,” kata Edi, alias Edi Pet, pemain Srimulat yang masih tersisa.
Nasib lebih buruk dialami para seniman ketoprak dan wayang orang. Kesenian ini masih ditampilkan, sebulan sekali atau paling banyak sebulan dua kali. Sama dengan Srimulat, pementasan ini disubsidi, yaitu Rp 3,5 juta setiap pentas. Tidak ada tiket yang dijual. Praktis uang subsidi Rp 3,5 juta itu yang dinikmati ala kenduri, dibagai rata tanpa melihat peran.
Berbeda dengan Srimulat, pementasan mirip kerja padat karya. Personel cukup besar. Bisa 100 orang personel hingga lebih. Praktis tiap personel cuma kebagian Rp 35.000.
Uang receh itu masih bisa kurang bila pementasan butuh pendanaan lain. “Kadang ada kebutuhan lain di luar honor pemain, misalnya untuk beli peralatan,” ujar Sugeng Wiyono, salah satu pemain senior grup wayang orang.
Yang lebih miris lagi adalah honor yang diterima personel ludruk Irama Budaya setiap kali manggung. Beda dengan ketoprak dan Srimulat, mereka tidak disubsidi.
“Kami dibantu pemerintah, dalam bentuk gedung. Jadi kami boleh pakai gedung ini untuk kami tinggali, termasuk pementasan. Tapi, untuk honor pemain, ya kami tanggung sendiri,” ujar Deden Irawan (33), pimpinan Irama Budaya.
Irama Budaya memberlakukan tiket untuk honor para pemainnya. Harganya cuma Rp 5.000 per lembarnya. Itu pun tidak pernah habis. Honor pemain bukan saja minim. Bisa-bisa dari berjam-jam menguras keringat di panggung, cuma Rp 10.000 hingga Rp 15.000, yang bisa dibawa pulang tiap personel.
“Dengan honor sedikit seperti itupun, kami selalu rugi tiap minggunya. Sekali manggung, saya bisa tekor kurang lebih Rp 300.000,” kata Deden, anak angkat Sunaryo, pendiri Irama Budaya ini.


Baca Selengkapnya...

Selasa, 21 Januari 2014

JASAD PROF. DR. AS-SAYYID MUHAMMAD AL-MALIKI


JASAD PROF. DR. AS-SAYYID MUHAMMAD AL-MALIKI, TOKOH YANG MENURUT WAHABI PENGANJUR SYIRIK DAN BID’AH, TIDAK HANCUR TAPI TETAP MASIH UTUH.

  Setahun pasca wafatnya Habib Muhammad bin 'Alwi Al-Maliki Al-Hasani Mekkah, orang-orang Wahabi yang berniat mau menghinakan Habib Muhammad, karena kebiasaan di Mekkah jika jenazah sudah hancur maka akan dipindah ke tempat lain agar areal lama dapat dimasukkan je
nazah yang baru.
  Kemudian orang Wahabi melakukan penggalian makam beliau. Pada awalnya mereka berharap agar apa yang mereka temukan pasca 1 tahun adalah jenazah yang sudah hancur, tapi apa yang terjadi … ?
Ternyata tidak sesuai dengan perkiraan sebelumnya, jenazah Habib Muhammad bin ‘Alwi Al-Maliki yang menurut Wahabi adalah Tokoh Bid’ah masih dalam keadaan UTUH dan tidak hancur.

  Dua tahun kemudian, mereka menggali kembali makam Habib Muhammad bin ‘Alwi Al-Maliki, dan apa apa yang terjadi … ?
Jenazah Tokoh Bid’ah yang menurut wahabi masih utuh, tidak hancur, bahkan RAMBUT dan KUKU beliau terlihat tumbuh panjang.

  Lima tahun kemudian, dilakukan hal yang sama. Dan ternyata Jenazah Tokoh Bid’ah yang menurut wahabi juga tidak hancur, MASIH UTUH, bahkan TERCIUM AROMA HARUM YANG HARUMNYA MELEBIHI KAYU GAHRU.

Subhanallah …
Kejadian ini sudah mentaubatkan orang-orang Salafi Wahabi.

   

Beliau pulang ke rahmatullah pada 15 Ramadhan 1425 H. bersamaan 29 Oktober 2004, waktu Subuh, hari Jum’at.

Sumber : Al-Habib Segaf bin Hasan Baharun (Bangil)

Karya-karya Beliau:

Aqidah

* Mafahim Yajib ‘an Tusahhah (read online)

* Manhaj al-Salaf fi Fahm al-Nusus

* Al-Tahzir min al-Takfir * Huwa Allah

* Qul Hazihi Sabeeli

* Sharh ‘Aqidat al-‘Awam Tafsir

* Zubdat al-Itqan fi ‘Ulum al-Qur’an

* Wa Huwa bi al-Ufuq al-‘A’la

* Al-Qawa‘id al-Asasiyyah fi ‘Ulum al- Quran

* Hawl Khasa’is al-Quran Hadits

* Al-Manhal al-Latif fi Usul al-Hadith al- Sharif

* Al-Qawa‘id al-Asasiyyah fi ‘Ilm Mustalah al-Hadith

* Fadl al-Muwatta wa Inayat al-Ummah al-Islamiyyah bihi

* Anwar al-Masalik fi al-Muqaranah bayn Riwayat al-Muwatta lil-Imam Malik Sirah

* Muhammad(Sall Allahu ‘Alayhi Wa Sallam) al-Insan al-Kamil

* Tarikh al-Hawadith wa al-Ahwal al- Nabawiyyah

* ‘Urf al-T ‘arif bi al-Mawlid al-Sharif

* Al-Anwar al-Bahiyyah fi Isra wa M’iraj Khayr al-Bariyyah

* Al-Zakha’ir al-Muhammadiyya h

* Zikriyat wa Munasabat

* Al-Bushra fi Manaqib al-Sayyidah Khadijah al-Kubra Ushul

* Al-Qawa‘id al-Asasiyyah fi Usul al-Fiqh

* Sharh Manzumat al-Waraqat fi Usul al- Fiqh

* Mafhum al-Tatawwur wa al-Tajdid fi al- Shari‘ah al-Islamiyyah Fiqh

* Al-Risalah al-Islamiyyah Kamaluha wa Khuluduha wa ‘Alamiyyatuha * Labbayk Allahumma Labbayk

* Al-Ziyarah al-Nabawiyyah bayn al- Shar‘iyyah wa al-Bid‘iyyah

* Shifa’ al-Fu’ad bi Ziyarat Khayr al-‘Ibad

* Hawl al-Ihtifal bi Zikra al-Mawlid al- Nabawi al-Sharif

* Al-Madh al-Nabawi bayn al-Ghuluww wa al-Ijhaf Tasawwuf

* Shawariq al-Anwar min Ad‘iyat al- Sadah al-Akhyar

* Abwab al-Faraj

* Al-Mukhtar min Kalam al-Akhyar

* Al-Husun al-Mani‘ah * Mukhtasar Shawariq al-Anwar Lain-lain

* Fi Rihab al-Bayt al-Haram (Sejarah Kota Mekah)

* Al-Mustashriqun Bayn al-Insaf wa al-‘Asabiyyah (Study of Orientalism)

* Nazrat al-Islam ila al-Riyadah (Sports in Islam)

* Al-Qudwah al-Hasanah fi Manhaj al- Da‘wah ila Allah (Methods of Dawah)

* Ma La ‘Aynun Ra’at (Description of Paradise)

* Nizam al-Usrah fi al-Islam (Islam and Family)

* Al-Muslimun Bayn al-Waqi‘ wa al- Tajribah (Contemporary Muslim world)

* Kashf al-Ghumma (Virtues of helping fellow Muslims)

* Al-Dawah al-Islahiyyah (Call for Reform)

* Fi Sabil al-Huda wa al-Rashad (Collection of speeches)

* Sharaf al-Ummah al-Islamiyyah (Superiority of the Muslim Ummah)

* Usul al-Tarbiyah al-Nabawiyyah (Prophetic methods of education)

* Nur al-Nibras fi Asanid al-Jadd al-Sayyid Abbas (Set of Grandfather’s Ijazahs)

* Al-‘Uqud al-Lu’luiyyah fi al-Asanid al- Alawiyyah (Set of father’s Ijazahs)

* Al-Tali‘ al-Sa‘id al-Muntakhab min al- Musalsalat wa al-Asanid (Set of Ijazahs)

* Al-‘Iqd al-Farid al-Mukhtasar min al- Athbah wa al-Asanid (Set of Ijazahs)




Baca Selengkapnya...

Habib Abdurrahman bin Abdullah Alhabsyi


Habib Abdurrahman bin Abdullah Alhabsyi -
AL-Habib Abdurrahman bin Abdullah Al Habsyi
Cikini (ayah Al-Habib Ali bin Abdurrahman Alhabsyi - Kwitang) "Habib Cikini" (Habib Abdurrahman bin Abdullah Al Habsyi) lahir dari keluarga Al Habsyi pada cabang keluarga Al Hadi bin Ahmad Shahib Syi'ib. Ia generasi pertama dari garis keturunan keluarga yang terlahir di Nusantara atau generasi kedua yang telah menetap di negeri ini. Nasab lengkapnya adalah Habib Abdurrahman bin Abdullah bin Muhammad bin Husein bin Abdurrahman bin Husein bin Abdurrahman bin Hadi bin Ahmad Shahib Syi'ib bin Muhammad Al Ashghar bin Alwi bin Abubakar Al Habsyi. Sebuah sumber tulisan menyebutkan bahwa kakeknya yang bernama Habib Muhammad bin Husein Alhabsyi adalah yang pertama kali datang dari Hadhramaut dan menetap di Pontianak dan kemudian menikah dengan seorang putri dari keluarga Kesultanan Pontianak. Itu artinya, Habib Cikini adalah generasi kedua yang terlahir di Nusantara atau generasi ketiga yang menetap disini. Tulisan lainnya menyebutkan bahwa Habib Muhammad,kakeknya, ikut mendirikan Kesultanan Hasyimiyah Pontianak bersama keluarga Al Qadri. Dalam catatan pada kitab rujukan "Nasab Alawiyyin" susunan Habib Ali bin Ja'far Assegaf ditulsikan, berdasarkan keterangan Habib Ali Kwitang yang mendapat informasi dari Habib Alwi (tinggal di Surabaya, sepupu dua kali Habib Ali Kwitang) bin Abdul Qadir bin Ali bin Muhammad bin Husein Al Habsyi, disebutkan, Habib Muhammad bin Husein wafat di Tarbeh, Hadhramaut. Kitab Habib Ali bin Ja'far juga menuliskan dengan jelas bahwa Habib Abdullah (Ayah Habib Cikini) adalah seorang kelahiran Hadhramut, tepatnya di Tarbeh. Berdasarkan berbagai keterangan diatas, jelaslah "Habib Cikini" adalah generasi pertama dari garis keturunan keluarganya yang dilahirkan di Nusantara. Silsilah Habib Abdurrahman bin Abdullah Alhabsyi (Cikini) : AL HABIB ABDURRAHMAN bin ABDULLAH bin MUHAMMAD bin HUSEIN bin ABDURRAHMAN bin HUSEIN bin ABDURRAHMAN bin HADI bin AHMAD ALHABSYI bin ALI bin AHMAD bin MUHAMMAD ASSADULLAH bin HASAN AT-TURABI bin ALI bin MUHAMMAD AL-FAQIH AL-MUQADDAM bin ALI bin MUHAMMAD SHAHIB MIRBATH bin ALI KHALA QASAM bin ALWI bin MUHAMMAD bin ALWI bin UBAIDILLAH bin AHMAD AL-MUHAJIR bin ISA bin MUHAMMAD AN-NAQIB bin ALI AL-URAIDHI bin JA'FAR ASH-SHODIQ bin MUHAMMAD AL-BAQIR bin ALI ZAINAL ABIDIN bin HUSEIN bin ALI BIN ABI THALIB suami FATIMAH AZ-ZAHRA binti RASULULLAH SAW. Habib Cikini "Putra Semarang" Selain pernah menetap di Pontianak, Habib Abdullah bin Muhammad Al Habsyi, (ayah Habib Cikini) yang semasa hidupnya memiliki aktivitas berdagang antar pulau, juga pernah menetap di Semarang. Namun dari sebuah tulisan menyatakan bahwa ia menikah pertama kali di Semarang. Sebuah naskah juga menyebutkan, Ibu "Habib Cikini" adalah seorang syarifah dari keluarga Assegaf di Semarang. Dan memang, "Habib Cikini" sendiri diketahui sebagai putra kelahiran Semarang. Ini berkaitan dengan catatan lainnya yang menyebutkan, "Ia wafat di Laut Kayong (daerah Sukadana, Kalimantan) pada 1249 H, atau bertepatan dengan tahun 1833 M". Keterangan yang disebutkan terakhir tampaknya lebih mendekati kebenaran, sebab wilayah Sukadana berseberangan langsung dengan kota Semarang di Pulau Jawa, dan Kota Semarang merupakan kota kelahiran "Habib Cikini". Hal ini juga selaras dengan keterangan bahwa Habib Abdullah wafat saat berlayar dari Pontianak ke Semarang. Pada Catatan itu juga disebutkan, ia wafat saat berperang dengan "lanun", sebutan orang Pontianak terhadap para perompak laut. Bersama Habib Syech dan Raden Saleh. Diantara sejarah kehidupan "Habib Cikini" yang didapat dari sejumlah sumber adalah bahwa ia sahabat karib Habib Syech bin Ahmad Bafaqih (Botoputih-Surabaya). Hal tersebut diantaranya dicatat dalam catatan kaki Ustadz Dhiya' Shahab dalam bukunya "Syams azh Zhahirah". Begitu pula menurut penulis Belanda bernama L.W.C Van Den Berg dalam buku "Le Hadhramout Et Les Colonies Arabes" yang menyebutkan bahwa Habib Syech pernah menetap di Batavia selama kurang lebih 10 tahun. Selama menetap di Batavia itulah tampaknya persahabatan di antara Habib Syech dengan Raden Saleh terjalin erat. Dikisahkan, setelah lama tak mendapatkan putra, istri Habib Abdurrahman, Nyai Salmah, seorang wanita asli Betawi yang tinggal di Mester Cornelis (sekarang Jatinegara), suatu malam bermimpi. Dalam mimpi tersebut, Nyai Salmah menggali sumur.Tiba-tiba dari dalam sumur itu keluarlah air yang melimpah ke sekelilingnya. Mimpi itu kemudian disampaikannya kepada suaminya.Habib Abdurrahman, dan beliau segera menemui Habib Syech untuk menanyakan perihal mimpi tersebut. Habib Syech menjelaskan bahwa mimpi itu merupakan isyarat bahwa pasangan Habib Abdurrahman dan Nyai Salmah akan mendapatkan seorang putra yang shalih dan ilmunya melimpah ruah penuh keberkahannya. Tidak seberapa lama, Nyai Salmah pun mengandung. Pada hari Ahad 20 Jumadil Ula 1286 H atau bertepatan dengan 20 April 1870 M, terlahirlah seorang putra yang kemudian ia beri nama "Ali". Semua orang menyaksikan kebenaran ucapan Habib Syech. Habib Ali bin Abdurrahman Al Habsyi yang terlahir dari pasangan shalih dan shalihah itu, dikemudian hari menjadi seorang shalih dan ulama yang banyak menebar manfaat dan kemaslahatan bagi umat di masa hidupnya, bahkan setelah wafatnya. Di samping Habib Ali, "Habib Cikini" juga mempunyai putra lainnya yang bernama, Habib Abdul Qadir. Lewat putranya inilah "Habib Cikini" menjalin pertalian kekeluargaan dengan "Habib Utsman bin Yahya" (Mufti Betawi), melalui pernikahan Habib Abdul Qadir dengan salah seorang putri Mufti Betawi ini. Dari kedua putranya itu, hanya dari Habib Ali nasab keturunannya berlanjut, karena Habib Abdul Qadir hanya memiliki tiga orang anak perempuan tanpa anak lelaki sama sekali. Anak lelaki pertama Habib Ali adalah Habib Abdurrahman, dan yang bungsu bernama Habib Muhammad. Sementara diantara dua anak lelaki itu, lahirlah lima anaknya yang perempuan yang masing-masing bernama : Syarifah Rogayah, Syarifah Khodijah, Syarifah Mahani, Syarifah Zahra dan Syarifah Sa'diyah yang juga mengikuti jejak ayahnya untuk menggelar Majlis Ta'lim "Assa'diyah" untuk kaum perempuan di Kwitang. Setelah Syarifah Sa'diyah wafat saat menunaikan ibadah haji dan dimakamkan di di tanah suci, pengelolaan majlis ta'limnya dilanjutkan oleh Syarifah Salma binti Abdurrahman Al Habsyi, cucu perempuan Habib Ali Kwitang, anak dari Habib Abdurrahman. Tahun 1296 H bertepatan dengan 1879 M, Habib Cikini wafat. Saat itu, Habib Ali masih amat belia, belum mencapai usia 11 tahun. Sebelum wafat, beliau sempat berwasiat kepada istrinya, agar Habib Ali disekolahkan ke Hadhramaut dan Makkah. Wasiat tersebut betul-betul dilaksanakan isterinya dengan sepenuh hati dan keyakinan akan adanya kebaikan di balik itu semua. Karena "Habib Cikini" tidak meninggalkan warisan yang memadai,maka demi mewujudkan pesan almarhum suaminya, Nyai Salmah, yang bukan tergolong orang berada, kemudian menjual gelang yang dimilikinya, untuk biaya perjalanan Habib Ali ke Hadhramaut. Sementara itu, Habib Syech Bafaqih sahabat karib Habib Abdurrahman, wafat pada 1883 H.Beliau dimakamkan di Botoputih - Surabaya, yang hingga saat ini terus didatangi para peziarah dari berbagai daerah. Selain dengan Habib Syech, "Habib Cikini" juga bersahabat akrab dengan kakak iparnya, yaitu Raden Saleh. Seorang pelukis termasyhur yang nama lengkapnya adalah Sayyid Syarief Boestomi Raden Saleh bin Husein bin Yahya. Sebetulnya kedekatannya dengan pelukis tersebut bukanlah hal yang aneh. Disamping sama-sama kelahiran Semarang, sebelum hijrah ke Batavia, Habib Cikini sempat menikah dengan Syarifah Rogayah binti Husein bin Yahya, adik Raden Saleh (Habib Saleh bin Husein bin Yahya). Pelukis yang lama menetap di Eropah ini, dilahirkan pada 23 April 1811 M dan wafat pada tahun 1880 H, setahun setelah wafatnya "Habib Cikini". Beliau dimakamkan di daerah Desa Bondongan, Bogor, Jawa Barat. Mengawal Aqidah Ummat Sebagaimana disebutkan, Habib Cikini menjalin hubungan kekeluargaan dengan Raden Saleh dengan menjadi iparnya. Namun dari pernikahannya dengan Syarifah Rogayah bin Yahya, yang adik perempuan Raden Saleh, beliau tak beroleh keturunan sama sekali. Di tanah pekarangan rumah Raden Saleh yang berada didaerah Cikini inilah jasad mulia Habib Abdurrahman bin Abdullah Al Habsyi dikebumikan. Diantara murid-murid beliau adalah : Habib Ahmad bin Alwi Al Haddad (Habib Kuncung – Kalibata – Jakarta), dan masih banyak lagi yg lainnya.



Baca Selengkapnya...
The Alien - Help Select"), auto;} body a:hover{cursor: url("The Alien - Help Select"), auto;}

2

1